KH. Mustofa Bisri, yang akrab disapa Gus Mus lahir di Rembang Jawa Tengah Indonesia,pada tanggal 10 Agustus 1944,Beliau adalah seorang ulama terkemuka dan tokoh agama di Indonesia. Beliau lahir dalam keluarga pesantren, yang membentuk fondasi keagamaan dan intelektualnya sejak dini. Ayahnya, KH. Bisri Syansuri, adalah pendiri Pesantren Raudlatut Thalibin di Rembang, tempat Gus Mus menempuh pendidikan awal.
Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren keluarga, Gus Mus melanjutkan studi ke berbagai pesantren di Jawa, termasuk di bawah bimbingan ulama-ulama besar. Beliau juga sempat belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir, yang semakin memperluas wawasan keagamaannya.
Setelah menamatkan pendidikannya, KH. Mustofa Bisri diangkat sebagai pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, tempat ia mengajar dan membina ribuan santri. Selain aktif di dunia pendidikan, beliau juga dikenal sebagai seorang penulis dan penyair. Karya-karyanya sering kali mengangkat tema keagamaan, sosial, dan budaya, dengan bahasa yang puitis dan mudah dipahami.
Gus Mus juga terlibat dalam berbagai organisasi keagamaan, termasuk Nahdlatul Ulama (NU), di mana beliau menjadi salah satu tokoh sentral dalam mengembangkan pemikiran moderat Islam di Indonesia. Ia dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi toleransi antaragama dan memperjuangkan perdamaian serta keadilan sosial.
KH. Mustofa Bisri bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang budayawan yang mencintai seni dan sastra. Beliau sering mengekspresikan pemikiran dan perasaannya melalui puisi, dan banyak karyanya yang dihargai oleh masyarakat. Gus Mus juga aktif dalam kegiatan sosial dan sering memberikan ceramah serta diskusi di berbagai forum.
Selama hidupnya, KH. Mustofa Bisri menerima banyak penghargaan, baik dari pemerintah maupun lembaga swasta, sebagai pengakuan atas kontribusinya terhadap pendidikan, sosial, dan budaya. Beliau dihormati tidak hanya sebagai ulama, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki pandangan progresif terhadap isu-isu sosial.
Gus Mus dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan selalu mendengarkan pandangan orang lain. Ia memiliki keluarga yang mendukung aktivitasnya sebagai ulama dan pendidik. Meskipun sibuk dengan berbagai kegiatan, beliau selalu menyempatkan waktu untuk keluarga dan santrinya.
KH. Mustofa Bisri meninggalkan warisan yang berharga dalam dunia pendidikan dan keagamaan di Indonesia. Ajaran-ajarannya yang menekankan pentingnya cinta kasih, toleransi, dan pengembangan diri terus menginspirasi generasi muda untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Beliau masih aktif dalam berbagai kegiatan keagamaan dan sosial, dan nama beliau akan selalu dikenang sebagai salah satu pilar Islam moderat di Indonesia.