KH. Maemun Zubair, atau yang lebih akrab disapa Mbah Maemun, adalah seorang ulama besar asal Indonesia yang sangat dihormati, terutama di kalangan masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Beliau lahir pada 10 Oktober 1940 di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. KH. Maemun Zubair dikenal sebagai salah satu tokoh ulama yang memiliki pengaruh besar dalam perkembangan agama Islam, khususnya dalam hal pendidikan, dakwah, dan pemikiran keagamaan di Indonesia.
A. Keluarga dan Latar Belakang
KH. Maemun Zubair berasal dari keluarga yang sangat menghormati ilmu agama. Ayah beliau, KH. Zubair bin Asy'ari, adalah seorang ulama yang juga dihormati di daerahnya. Sejak kecil, KH. Maemun Zubair sudah dibiasakan dengan lingkungan yang sarat dengan nilai-nilai keagamaan. Beliau menuntut ilmu sejak usia dini, baik di pesantren keluarga maupun di pesantren-pesantren lain yang terkenal di Jawa Tengah.
B. Pendidikan
KH. Maemun Zubair mengawali pendidikan agama di lingkungan pesantren yang sangat kental dengan tradisi kitab kuning. Beliau belajar di sejumlah pesantren ternama di Jawa Tengah, antara lain pesantren-pesantren di Rembang, Kudus, dan daerah sekitarnya. Dalam proses pendidikannya, beliau sangat mendalami ilmu fiqih, tafsir, hadits, serta ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan syariat Islam.
Selain pendidikan agama di pesantren, KH. Maemun Zubair juga mengembangkan pemahaman tentang berbagai disiplin ilmu Islam yang lebih luas. Beliau sempat menimba ilmu di luar negeri, yang turut memperkaya wawasan dan pengetahuan beliau dalam berbagai aspek kehidupan.
C. Peran dan Dakwah
KH. Maemun Zubair dikenal sebagai ulama yang sangat bijaksana dalam menyampaikan dakwah. Beliau sering memberikan pengajaran dan nasihat kepada masyarakat melalui kajian-kajian di pesantren dan masjid. Selain itu, Mbah Maemun juga dikenal sebagai sosok yang berperan aktif dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), bahkan beliau pernah menjabat sebagai salah satu pengasuh di Pesantren Al-Anwar, Sarang, yang merupakan pesantren besar di Jawa Tengah.
Dalam pandangan Mbah Maemun, pendidikan agama harus berjalan beriringan dengan penguatan karakter dan akhlak. Beliau sangat menekankan pentingnya menjaga persatuan umat, tidak hanya dalam hal keagamaan, tetapi juga dalam aspek sosial dan kebangsaan. Beliau juga sering menyuarakan pentingnya toleransi antar umat beragama dan pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
D. Kehidupan Pribadi
KH. Maemun Zubair dikenal sebagai sosok yang sangat sederhana dan penuh ketawadhuan. Beliau tidak hanya dihormati karena ilmu dan pengaruhnya, tetapi juga karena akhlak yang mulia. Banyak orang yang merasa dekat dengan beliau, baik kalangan ulama, santri, maupun masyarakat umum.
Selain sibuk dalam kegiatan dakwah, beliau juga aktif dalam memberikan pendidikan di pesantren yang beliau kelola. Di pesantren tersebut, beliau melahirkan banyak santri yang kini menjadi tokoh-tokoh penting di Indonesia.
Dalam dunia politik, KH. Maemun Zubair memiliki peran yang cukup signifikan, terutama dalam konteks politik Islam di Indonesia. Meskipun beliau lebih dikenal sebagai seorang ulama dan tokoh agama, kontribusi KH. Maemun Zubair dalam dunia politik terutama berkaitan dengan posisi beliau sebagai pemimpin dan pengaruhnya dalam organisasi Nahdlatul Ulama (NU), yang merupakan salah satu organisasi massa Islam terbesar di Indonesia,antara lain :
1. Peran dalam Organisasi Nahdlatul Ulama (NU)
Sebagai seorang ulama besar dan pengasuh Pesantren Al-Anwar Sarang, KH. Maemun Zubair memiliki pengaruh besar di NU, yang secara historis telah berperan aktif dalam perkembangan politik Indonesia, terutama dalam membentuk kebijakan yang berkaitan dengan umat Islam dan negara. NU secara tradisional memiliki hubungan yang erat dengan dunia politik, dengan banyak anggotanya yang terlibat dalam berbagai partai politik, termasuk Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang didirikan oleh Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid) dan sejumlah tokoh NU lainnya.
Mbah Maemun Zubair sendiri tidak terlibat langsung dalam praktik politik praktis seperti menjadi anggota legislatif atau menduduki posisi eksekutif. Namun, beliau berperan sebagai penasihat dan pemberi arahan penting dalam arah kebijakan politik yang diambil oleh NU dan tokoh-tokoh politik yang berasal dari NU. Banyak politisi, baik dari PKB maupun partai lain, yang mendengarkan nasihat beliau, terutama terkait dengan persoalan-persoalan agama, sosial, dan kebangsaan.
2. Pemberi Arahan Moral dan Politik
Mbah Maemun Zubair dikenal sebagai sosok yang memberi arahan moral kepada politisi dan masyarakat. Sebagai seorang ulama, beliau sering memberikan nasihat terkait dengan pentingnya menjaga integritas, kejujuran, dan keharmonisan dalam kehidupan politik. Beliau juga menekankan pentingnya persatuan umat dan negara, serta menjaga keharmonisan antar umat beragama.
KH. Maemun Zubair juga sering memberikan pandangan tentang bagaimana Islam harus diposisikan dalam konteks negara demokratis seperti Indonesia. Beliau adalah seorang pendukung kuat bagi Pancasila sebagai dasar negara dan menekankan bahwa Pancasila adalah landasan yang tepat untuk menjaga keberagaman dan persatuan bangsa Indonesia. Dalam pandangan beliau, politik seharusnya digunakan sebagai alat untuk menegakkan keadilan sosial dan memajukan kesejahteraan umat, bukan untuk memecah belah.
3. Hubungan dengan Pemimpin Politik
KH. Maemun Zubair memiliki hubungan baik dengan sejumlah pemimpin politik di Indonesia. Salah satu yang paling terkenal adalah hubungan dekat beliau dengan Gus Dur (KH. Abdurrahman Wahid), Presiden Republik Indonesia ke-4 yang juga merupakan tokoh NU. Gus Dur sangat menghargai nasihat Mbah Maemun dalam berbagai masalah politik dan agama. Dalam banyak kesempatan, Mbah Maemun Zubair memberikan dukungan moral terhadap kebijakan-kebijakan Gus Dur yang pro-pluralisme dan demokrasi.
Selain Gus Dur, beliau juga dihormati oleh politisi lainnya dari berbagai latar belakang partai politik. Mbah Maemun Zubair menjadi rujukan bagi banyak politisi dalam mengambil keputusan-keputusan politik yang berkaitan dengan umat Islam dan kepentingan bangsa Indonesia secara umum.
4. Penyampaian Sikap Politik yang Bijaksana
Sebagai seorang ulama, KH. Maemun Zubair selalu mengedepankan prinsip-prinsip keagamaan dalam menyikapi dinamika politik. Beliau mengingatkan bahwa politik harus dijalankan dengan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, serta tidak boleh menjadikan agama sebagai alat untuk kepentingan politik praktis semata. Meski terlibat dalam dunia politik secara tidak langsung, beliau tetap menjaga sikap independen dan tidak terjebak dalam politik praktis yang mengutamakan kepentingan kelompok atau pribadi.
5. Pengaruh dalam Pemilu dan Pilkada
Dalam beberapa kesempatan, Mbah Maemun Zubair juga memberikan dukungan kepada calon-calon tertentu dalam pemilu atau pilkada. Namun, dukungan tersebut lebih bersifat kepada calon yang beliau anggap memiliki visi dan komitmen yang baik terhadap Islam, bangsa, dan negara. Dukungan Mbah Maemun Zubair tidak hanya berasal dari kalangan NU, tetapi juga dihargai oleh masyarakat luas karena beliau dilihat sebagai sosok yang arif dan bijaksana dalam memberikan pertimbangan politik.
E. Wafat
KH. Maemun Zubair wafat pada 6 Agustus 2019 di Mekkah, Arab Saudi, dalam usia 79 tahun. Kehilangannya meninggalkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi para santri dan warga Nahdlatul Ulama. Pemakaman beliau di tanah suci Mekkah menjadi momen yang sangat emosional bagi banyak orang, mengingat jasa dan kontribusinya yang besar terhadap perkembangan dakwah Islam di Indonesia.
F. Warisan dan Pengaruh
Warisan yang ditinggalkan oleh KH. Maemun Zubair tidak hanya dalam bentuk ilmu dan ajaran agama, tetapi juga dalam sikap hidup yang penuh dengan kasih sayang, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap masyarakat. Pesantren-pesantren yang beliau dirikan dan ajarkan terus berkembang, melahirkan generasi baru yang meneruskan perjuangan beliau dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, dan damai.
Mbah Maemun juga dikenang sebagai salah satu tokoh yang sangat menghormati tradisi, tetapi juga mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman tanpa mengorbankan prinsip-prinsip agama yang beliau anut. Beliau selalu menekankan bahwa agama Islam adalah agama yang penuh rahmat dan kasih sayang bagi seluruh umat manusia, dan itu tercermin dalam cara beliau berdakwah dan menjalani kehidupannya sehari-hari.