Tuesday, June 29, 2010

Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim

Siapa warga Nahdlatul Ulama'(NU) yang tak kenal tokoh satu ini. Beliau adalah salah satu pejuang dan pahlawan nasional yang energik dan penuh dedikasi untuk bangsa dan beliau adalah ayah dari presiden keempat Indonesia, Abdurrahman wahid dan putra dari KH.Hasyim Asyarie,pendiri organisasi terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama' (NU),Beliau adalah Sosok santri yang sangat memahami dunia politik bangsa ini. Beliau dilahirkan di Jombang JawaTimur 1 Juni 1914 Ia merupakan politikus yang dilahirkan dikalangan santri dan bahkan tidak pernah memperoleh pendidikan dari luar pondok pesantren. Dunia luarnya ia pelajari secara otodidak melalui buku-buku dan kawan-kawan yang dikenalnya.
Beliaulah yang membawa perubahan di dunia kesantrian di NU. Berpikir bagaimana seorang santri tidak hanya belajar agama saja namun juga harus mengerti pendidikan umum, bahkan bahasa asing. Ia melihat bahwa kalangan santri saat itu masih kalah jauh dengan siswa-siswa keluaran sekolah umum, apalagi banyak pejuang-pejuang pergerakan adalah dari kalangan sekuler, oleh karena itu ia berusaha mendobrak bagaimana agar santri tidak hanya mengerti agama tapi juga mengerti ilmu umum. Saat awal-awal perjuangannya di NU ia banyak mendapat kritikan karena idenya membawa pelajaran sekuler saat itu di dunia santri. Namun, ia hadapi dengan penuh kesabaran. Ia juga mengusulkan sebuah madrasah yang belajar agama dan ilmu umum.
Wahid Hasyim adalah seorang pembelajar sejati, ia melahap semua buku-buku baik agama maupun umum, baik buku ekonomi, sejarah, politik, seni budaya, semua ia lahap habis. Sampai-sampai ia dalam usia muda harus mengenakan kacamata karena hobinya itu.
Ia juga mengkritik orang-orang terpelajar yang tidak peka terhadap masalah-masalah kemasyarakatan. Menurutnya, mereka hanya bisa membaca buku-buku kecil dalam huruf-huruf kecil a-b-c-d atau alif-ba-ta-tsa, tetapi tidak bisa membaca buku-buku besar dengan huruf-huruf besar. Yang dimaksudkan di sini adalah kebanyakan orang pandai tidak mampu membaca tanda-tanda (fenomena) yang sedang bergejolak dalam masyarakat.
Dalam umur yang cukup muda, Wahid Hasyim (Almarhum) telah memimpin beberapa organisasi besar. antara lain NU,Pada tahun 1939, NU menjadi anggota MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia)sebuah badan federasi partai dan ormas Islam di jaman pendudukan Belanda.Saat pendudukan Jepang yaitu tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1943 beliau ditunjuk menjadi Ketua Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menggantikan MIAI. Selaku pemimpin Masyumi beliau merintis pembentukan Barisan Hizbullah yang membantu perjuangan umat Islam mewujudkan kemerdekaan. Masyumi,Selain terlibat dalam gerakan politik, tahun 1944 beliau mendirikan Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang pengasuhannya ditangani oleh KH. A kahar Muzakkir, LMI (Liga Muslimin Indonesia), dll. Menjelang kemerdekaan tahun 1945 ia menjadi anggota BPUPKI dan PPKI. Selain itu beliau juga sempat menggantikan ayahnya memimpin Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur. Bahkan beliau pernah menjadi menteri kabinet termuda pada masa itu. Kemampuannya dalam berpidato juga cukup disegani. Ia pernah mendirikan Badan Propaganda Islam. Banyak prestasi yang ditorehkan saat menjadi menteri agama antara lain menetapkan pelajaran agama wajib di sekolah-sekolah, mengembangkan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri), sekolah pendidikan untuk guru agama, dll.
Di awal-awal perjuangan kemerdekaan ia juga sangat berperan aktif. Wahid Hasyim sangat menentang penjajahan. Ia bahkan tidak sudi menerima kemerdekaan yang hanya merupakan hadiah penjajah. Ia berpikir bagaimana kemerdekaan Indonesia adalah kemerdekaan sepihak dari bangsa Indonesia sendiri. Selain itu, beliau juga salah satu yang mengusulkan dan memperjuangkan bagaimana kalimat “menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya” dalam Piagam Jakarta, walaupun akhirnya dalam perdebatan gagal, karena daerah Timur yang mayoritas Kristen akan menolak bergabung dengan RI bila kata-kata tersebut di-gol-kan.
Sayangnya, dalam usia sangat muda sekitar 39 tahun beliau mengalami kecelakaan mobil di daerah Cimahi Jawa Barat Beliau lalu menghembuskan nafas terakhir pada esok harinya di RS Boromeus Bandung, pada tanggal 19 April 1953 KH.Wahid Hasjim dimakamkan di Tebuireng Jombang Jawa Timur, kita sebagai seoarang muslim selalu merindukan sosok-sosok muda layaknya Wahid Hasyim yang mampu memimpin negeri ini.Untuk Beliau Al-Fatihah.
Diambil dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment

Cool Blue Outer Glow Pointer