Ada sebuah pemandangan yang sangat indah di Dalem Noyontaan Pekalongan beberapa hari yang lalu
Ada salah satu seorang tamu menunggu untuk berjumpa & bertatap muka sekedar meminta barokah dari habib lutfi bin Yahya. Tamu itu duduk di ruang yang di sediakan oleh Abah (Habib Luthfi) sejak jam tujuh pagi. Dia menunggu dengan wajah yang penuh harapa agar berjumpa Sang panutan. Hingga salah seorang santri Abah melaporkan bahwa ada tamu satu orang menunggu untuk menghadap.
Setelah santri Abah mengajak tamu itu masuk, Abah menanyakan yang mana tamu yang di maksud, Ternyata yang menunggu menghadap penuh harapan kepada Abah itu adalah bocah laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. Ia berangkat dari rumahnya sebdirian mengayuh speda yang jaraknya kurang lebih 3KM.
"Sekelas Habib Lutfi, Presiden Thoriqoh seluruh Dunia, di datangi bocah kelas 5 SD"
Semakin menarik peristiwa tersebut setelah Abah tersenyum dan mempersilahka bocah itu duduk di kursi tepat di sebelah Abah duduk. lalu percakapan di mulai. Hanya Abah santri dan tamu bocah tetangga desa itu yang ada di dalam kamar Abah.
Dialog Abah dengan si Bocah SD
Abah :Omahmu endi le?
Bocah : Nang kono Bah (Sambil menunjuk nama sebuah desa)
Abah : Lah adoh numpak opo mrene?
Bocah : Spedah onthelku Bah Aku dewe.
Abah : Bapak nang endi Le?
Bocah : Mangkat Kerjo
Abah sambil tersenyum meneruskan dialognya dengan si bocah itu. Santri Abah juga ikut tertawa mendengar jawaban dan melihat kepolosan bocah tersebut yang tanpa menggunakan bahasa halus. Bahasa yang di gunakan bahasa pekalongan (ngoko) Tapi bagi Abah, itu bukan masalah dan tidak sama sekali bermasalah
Dialog selanjutnya
Bocah: Bah jaluk dungone, aku engkok sore iki sunat
Abah : Loh Iyo ta? Wis wani Sunat?
Bocah: Wani Bah, Aku dewe sing jaluk, guduk bapak Bah
Abah : hehe Iyo sing wani lah.
Bocah: Engkok Abah tekoo ya nang omahku Bah. Acarane Bar Ashar.
Abah : oh iyo? Bar Ashar? Iyo engkok aku tak teko.
Bocah: Tenan yo Bah, tak omongke mak ku Engkok Bah
Abah : "Sambil terus tersenyum" Iyo ke engkok aku teko.
Bocah: Wis yo Bah, Aku tak moleh "sambil mencium tangan Abah & pergi"
Namanya juga sudah Cinta, tak kenal usia dan berani menampakkan secara langsung. Bocah tersebut diberi motivasi Abah untuk menjalankan salah satu syara' yakni Berkhitan semoga bocah tersebut menjadi salah satu Ulama, Sholihin dan Bermanfaat bagi Umat kelak
Sumber: Story Imohan Suratie
No comments:
Post a Comment